PEMKAB TANJAB BARAT BIDIK ENAM WILAYAH POTENSIAL PERSATUKAN ULU DAN ILIR BANGUN INDUSTRI PERKAPALAN

KUALA TUNGKAL – Sejak awal Kuala tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dikenal sebagai daerah pelabuhan besar. Tempat dimana berlabuh dan bertolaknya kapal kapal besar para pedagang dari berbagai penjuru antero Sijori  (Singapura, Johor dan Riau).

Karena letaknya yang strategis berada di pinggir sungai dan laut, sehingga banyak dikunjungi oleh para pedagang dari Makasar dan Kalimantan, maupun dari luar nusantara seperti India, Johor Malaysia dan Arab.
Dari situlah cikal bakal tumbuh berkembangnya kehidupan multietnis di Bumi Serengkuh Dayung Serentak ke Tujuan, Tanjung Jabung Barat, sebab terjadinya interaksi budaya antara penduduk lokal dan pendatang, sehingga selanjutnya mempengaruhi corak budaya masyarakat Kuala Tungkal, terutama pada corak budaya masyarakat Bugis, Banjar dan China. Sebagai pusat perdagangan dan daerah transit para pedagang itu.

Keberadaan Kuala Tungkal sebagai daerah yang mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat pendatang diperkirakan sudah dimulai ketika ranah Kualatungkal masih dikuasai oleh kesultanan Jambi, dibawah pengaruh Sulthan Abdur Rahman Nasarauddin (1841-1855), dan wilayah kekuasaan dibagi menjadi dua wilayah hulu dan hilir Tungkal.
Mengusung semangat yang sama, kini Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus berupaya menghilangkan gap (jarak) realisasi pembangunan antara wilayah ulu dan wilayah Ilir.

Seperti diungkapkan Sekretaris Daerah Tanjab Barat, Drs H Muklis  M.Si, guna menyatukan pembangunan Tanjab Barat yang menyentuh semua lapisan masyarakat mencakup 13 (Tiga Belas) Kecamatan. Rencananya, Pemkab mulai memfokuskan pengembangan enam (6) wilayah pertumbuhan ekonomi yang dinilai memiliki kelebihan pada wilayahnya masing-masing.

Keenam wilayah tersebut yakni, di ibu kota Kualatungkal dan Pematang Lumut kecamatan Betara untuk pengembangan pemukiman, pengembangan kota industri dan pertambangan di wilayah  Ulu yang meliputi Kecamatan Tebing Tinggi, Merlung dan Batang asam, serta pengembangan industri perkapalan di wilayah Ulu dan kecamatan Seberang kota dan sekitarnya sebagai pengumpan.

Sekda, H Muklis memaparkan, potensi pengembangan enam wilayah itu yang bakal menjadi penunjang perekonomian di Tanjabbar dari berbagai sektor.”Jadi kita berusaha merubah persepsi selama ini, artinya bukan hanya di daerah Ulu, kawasan Ilir juga dapat dijadikan kawasan Industri. Wilayah ilir sebagian besar mencakup daerah pesisir pantai yang bisa diolah untuk kegiatan perkapalan menjadi Pelabuhan besar Internasional,” kata Sekda Muklis Kepada Jambi Independent, kemarin Dicontohkannya, konsep penyusunan tata ruang untuk menyatukan dan menghidupkan industri perkapalan di dua wilayah Ulu dan Ilir, dengan menjadikan wilayah Serdang Jaya, Kecamatan Betara, sebagai pusat pelabuhan, gudang, terminal bongkar muat pengumpul sekaligus pengumpann sebagai pusat pelabuhan untuk masuknya kapal dari Singapura, Mlaysia. Artinya, Serdang nanti akan menjadi pusat pelabuhan penampung, dan melalui Sungai Pengabuan sekaligus akan menjadi pelabuhan pengumpan.

Tak jauh berbeda, sementara di wilayah Ulu akan dijadikan sebagai pelabuhan pengumpan, tempat masuknya barang barang angkutan asal dari Sarolangun, dan Tebo yang masuk melalui pelabuhan taman raja mengangkut batu bara ke singapura, Thailand dan Sekitarnya.

“Jadi untuk mempersingkat wilayah Ulu dan Ilir akan dipusatkan di Serdang Jaya, nanti akan dibuat jalur baru yang mempersingkat hubungan Ilir dan Ulu, rutenya Serdang melewati Muntialo tembus Ke Tebing Tinggi,” terang Muklis.
Dijelaskan, disamping menjadi pusat pelabuhan, seluruh kendaraan pengangkut yang selama ini ada di Kuala Tungkal, juga akan dipusatkan di sana. Penyatuan konsep Industri kapal hulu dan hilir ini menurut Sekda digagas untuk menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Tanjung Jabung Barat.

“Meski tidak semudah membalikan telapak tangan, akantetapi jika rencana pengembangan keenam wilayah ekonomin potensial ini diaplikasikan, bukan sekedar cerita kosong jika dua wilayah Tanjung Jabung Barat ini kembali ke khittahnya sebagai pusat perekonomian berlabuhnya kapal kapal besar yang memberikan keuntungan ekonomi dan membangun kesejahteraann ekonomi masyarakat Tanjung Jabung Barat, itulah yang saat ini sedang kita usahakan,” tandas Sekda Drs H Muklis, M.Si.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *