UPACARA PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA
Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Pemerintah Kabupaten Tanjab Barat menyelenggarakan Upacara Bendera, Selasa tanggal 01 Oktober 2013 bertempat di halaman Kantor Bupati Tanjab Barat.
Dandim 0419 Tanjab Letkol Inf. Rudi Puruwito bertindak selaku inspektur upacara peringatan. Upacara peringatan diawali pembacaan teks pancasila oleh Wakil Bupati Katamso, SA.SE,ME dilanjutkan dengan pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Ketua Pengadilan Negeri Asep Permana, SH.MH. Sementara untuk pembacaan Ikrar oleh Wakil Ketua DPRD Kab. Tanjab Barat H.Umar Ibrahim, SH kemudian diakhiri dengan pembacaan doa.
Tahun 2013 ini, peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengambil tema “Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa,” Makna yang ingin dikedepankan adalah bagaimana memperkokoh Pancasila sebagai sumber nilai jati diri bangsa dan sebagai fondasi sekaligus acuan dalam mewujudkan Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera bersama tiga pilar dan konsesus nasional yaitu UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
Upacara juga diikuti Wakil Bupati Tanjab Barat Katamso, Wakil Ketua DPRD, Sekda, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah. SKPD, TNI dan Polri, PNS Pemkab Tanjab Barat, Organisasi Pemuda, Organisasi Perempuan serta pelajar.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanjab Barat H.M Umar Ibrahim SH saat membacakan Naskah Ikrar menyampaikan bahwa sejak diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan Bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
Bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, Bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peringatan Hari Pancasila Sakti dilakukan untuk mengingatkan kita kembali setelah tragedi berdarah pada 30 September 1965 yang menewaskan enam petinggi TNI yaitu, Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R Suprapto, Mayjen TNI MT Haryono, Meyjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo serta ajudan Jenderal TNI AH NasutionLettu Pierre Tendean dan putrinya Ade Irma Suryani Nasution.
Pancasila telah mempersatukan kita sebagai bangsa dan negara yang utuh sejak reformasi 1998, Pancasila seolah-olah kurang memperoleh perhatian bersama sehingga dikhawatirkan memudar bersama sejarah masa lalu.
Kita semua harus tetap berusaha dan berjuang secara sungguh-sungguh untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan pemersatu Negara Republik Indonesia.
EKA APRIANTI
Tinggalkan Balasan