‘LARI’ SAFRIAL JADIKAN TANJAB BARAT TITIK POROS MARITIM DUNIA

KUALA TUNGKAL – Kondisi geografis Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki potensi kelautan di pantai timur sumatera dengan luas mencapai 9.250 km2, dekat dengan Selat Karimata dan Laut Natuna / Cina Selatan betul-betul dimanfaatkan Bupati Tanjung Jabung Barat DR. Ir. H. Safrial, MS untuk menjadikan Bumi Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan menjadi salah satu titik strategis poros maritim dunia sesuai dengan cita-cita dan visi Presiden RI Joko Widodo. Tanjung Jabung Barat dengan potensi perikanan yang bisa ditangkap, biota laut yang kaya, serta memiliki tambang gas dan minyak merupakan modal menjadi poros maritim.

Salah satu pilar untuk mewujudkan poros maritim adalah mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun pelabuhan. Sesuai janjinya ketika baru dilantik, Bupati Safrial mengatakan akan “berlari” untuk membangun Tanjab Barat termasuk infrastruktur. Langkah strategis pertamanya adalah mempercepat infrastruktur pelabuhan RoRo Kuala Tungkal. Dalam satu tahun kepemimpinan, Pelabuhan RoRo Kuala Tungkal resmi beroperasi dengan rute Kuala Tungkal – Dabo Singkep dan sekarang terus di upayakan secara gigih untuk mendapatkan izin rute langsung Kuala Tungkal – Batam.

Dalam konteks kemaritiman pertahanan dan ketahanan wilayah adalah sektor yang sangat strategis. Menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan Bupati Safrial untuk mewujudkan berdirinya Pangkalan TNI AL (Lanal) di Tanjab Barat. Suksesnya kegiatan Muhibah Maritim awal tahun 2018 lalu menghasilkan ditandatanganinya nota kesepahaman dengan pihak TNI AL tentang hibah tanah pemkab seluas 2 hektar untuk pembangunan Pangkalan TNI AL tipe C di Pangkal Babu desa Tungkal Satu. Lokasi tanah, rancangan dan struktur bangunan untuk Pangkalan TNI AL tersebut juga telah dibahas di Pangkalan TNI AL Palembang tindak lanjut dari MoU tersebut.

Ketika diundang Presiden RI Joko Widodo audiensi ke Istana Bogor bersama pengurus APKASI akhir Juli lalu, Bupati Safrial menyampaikan 3 permintaan yang semuanya untuk mempercepat Tanjung Jabung Barat menjadi lokomotif poros maritim dunia. Untuk pelabuhan RoRo Kuala Tungkal, Safrial meminta jalan rigid beton untuk akses ke pelabuhan serta jalur langsung RoRo Kuala Tungkal – Batam. Jalur ke Batam sangat penting mengingat Batam memiliki keistimewaan sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau free trade zone (FTZ). Kemudian bantuan dari pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan Pangkalan TNI AL serta terakhir pembangunan pelabuhan ekspor impor.

Adanya pelabuhan ekspor impor akan menyerap semua potensi ekonomi yang ada di provinsi Jambi dan provinsi tetangga masuk ke Tanjab Barat. Seperti yang diungkapkan R. Bintarto dalam buku Aspek Geografi, dalam segi kepentingan suatu daerah pelabuhan memiliki arti ekonomis karena pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang saling berhubungan sebab akibat. Dengan adanya kegiatan di pelabuhan, maka keuntungan secara ekonomi yang langsung dapat dirasakan adalah terbukanya banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, karena dalam segala bidang kegiatan di pelabuhan tenaga kerja manusia akan sangat dibutuhkan.

Dan baru-baru ini terobosan Bupati Safrial adalah ditunjuknya Kabupaten Tanjung Jabung Barat oleh Kemenko Kemaritiman RI sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Kawasan Pantai Timur Sumatera, jumat 24 Agustus 2018. Melalui rakor tersebut, Kemenko Kemaritiman memfasilitasi Pemkab Tanjung Jabung Barat dalam menyusun rencana aksi percepatan rehabilitasi mangrove dan pembentukan sekretariat pembangunan kawasan pantai timur sumatera sebagai langkah konkret dalam mendukung pemanfaatan potensi ekonomi kelautan. Dengan terjaganya ekosistem hutan mangrove otomatis ekosistem laut seperti ikan, udang maupun kepeting juga akan terjaga baik dan ini akan menjadi nilai tambah bagi para nelayan. Kawasan hutan mangrove juga memiliki potensi wisata.

Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan Bupati Safrial layak kita dukung bersama untuk kemajuan Tanjung Jabung Barat, inilah momentumnya untuk membangkitkan kembali kekuatan ekonomi. Jika kita lihat dari katanya ‘Poros’ adalah titik asal atau central of gravity, poros bukan bagian dari jalur atau konektivitas lainnya. Poros membuat aktivitas ekonomi yang menghidupkan sekelililingnya. Prinsip ini menjadikan kita harus bekerja keras dan diperlukan kerja sama dan partisipasi masyakarat dalam mewujudkan Tanjab Barat sebagai salah satu titik poros maritim.

Penulis Staf Bagian Humas & Protokol Tanjung Jabung Barat

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Unand, Beasiswa Kementerian Kominfo RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *